CARA NABI MUHAMMAD SAW MEMBENTUK JIWA ANAK
1. MEMBERI CIUMAN, PERHATIAN, DAN KASIHSAYANG
Beberapa orang Badui datang kepadaRasulullah SAW. Mereka bertanya,
„ Apakahkalian mencium anak-anak kalian?‟ „Ya,‟ jawab Rasulullah saw. „Tapi
kami, demi Allah, sekali-kali tidak pernah mencium anak-anak kami. ‟Maka
Rasulullah saw. bersabda, „ Saya tidak memiliki kekuatan sekiranya Allah SWT. Mencabut
perasaan kasih sayang dari
hati kalian.‟” (H.r. Imam Ahmad)
hati kalian.‟” (H.r. Imam Ahmad)
Abu Hurairah r.a. berkata, “Saya mendengar dengan
kedua telingaku dan melihat dengan kedua mataku bahwa Rasulullah saw. Memegang dengan
kedua tangannya, kedua telapak cucunya Hasan atau Husain, dan kedua telapak
kaki mereka di atas telapak kaki Rasulullah saw. Kemudian Rasulullah saw.
berkata, „ Naiklah! ‟Maka keduanya naik hingga keduanya meletakkan kakinya di
dada Rasulullah saw., kemudian beliau berkata, „ Bukalah mulutmu! ‟Kemudian
beliau menciumnya dan berkata, “YaAllah, saya mencintainya dan sungguh saya mencintainya.‟”
(H.r. Bukhari)
Hasan atau Jabir bin Abdillah berkata, “Saya shalat zhuhur
atau „ ashar bersama Rasulullah saw. Selesai salam beliau bersabda kepada kami,
„ Tetaplah ditempat kalian!‟ Kemudian beliau bersabda lagi, „ Bejanayang berisi
manisan.‟ Kemudian beliau membagikan manisan tersebut sesendok kepada setiap
orang yang hadir. Ketika sampai kepadaku (saat itu aku masih anak-anak), beliau
memberiku satu sendok kemudian berkata, „ Apakah kamu ingin tambah?‟ „Ya,‟
jawabku.Beliau menambah satu sendok dan berkata kembali,„ Apakah kamu ingin
tambah?‟ „Ya,‟ jawabku. Beliau menambah satu sendok lagi dan itu terus
dilakukan beliau hingga sampai pada sahabat yang terakhir.” (H.r.Ibnu Abid
Dunya)
4. MENGUSAP KEPALA ANAK
Anas r.a. berkata, “Bahwa Rasulullah saw. Mengunjungi
sahabat Anshar. Ia mengucapkan salam kepada anak-anak mereka dan mengusap
kepala mereka.”
(H.r. Ibnu Hibban)
Abdillah bin Ja‟far r.a. berkata, “Ketika Rasulullah saw.
datang dari suatu perjalanan, beliau menemui dua orang anak dari keluarganya. Saya
berlomba untuk menghampirinya kemudian belia umenggendongku. Setelah itu, beiau
mengajak salah satu putra Fathimah, yaitu Hasan atau Husain r.a. dan
memboncengkan di belakangnya, sehingga kami bertiga memasuki kota Madinah dengan
menaiki kendaraan.” (H.r. Ibnu Asakir,Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)
6. MEMPERHATIKAN DAN MENANYAKAN KEADAANANAK
Salman r.a. berkata, “Kami berada di sekitar
Rasulullah saw., kemudian tiba-tiba Ummu Aiman r.a. datang dan berkatan,
„YaRasulullah, Hasan dan Husain tersesat.‟ Pada waktu itu siang sudah mulai
sore. Maka Rasulullah saw. bersabda, „Berdirilah kalian dancarilah kedua
anakku!‟ Maka setiap orang mengambil arah yang berbeda dan aku searah dengan
Rasulullah saw. hingga sampai kelereng gunung. Hasan dan Husain terlihat saling
berangkulan ketakutan karena seekor ular yang baru keluar dari lubangnya berdiri
dengan ekornya. Rasulullah saw. segera menghampiri ular tadi dan ular itu lari,
masuk ke sela-sela bebatuan. Rasulullah saw. segera mendatangi kedua cucunya
dan melepaskan rangkulan mereka lalu mengusap kepala mereka sambil berkata, „ Demi
ibu dan ayahku, semoga Allah SWT. memuliakan kalian!‟ Rasulullah saw kemudian
menggendong keduanya. Aku (Salman r.a.) berkata,„ Kebaikan untuk kalian berdua.
Sebaik-baik tunggangan adalah tunggangan kalian. ‟ Rasulullah saw. bersabda, „ Dan
sebaik-baik penunggang adalah keduanya dan orang tuanya lebih baik dari keduanya.”
(H.r. At Thabrani)
Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, „
Sesungguhnya saya menekankan kalian akan hak dua orang lemah ini, yaitu anak
yatim dan anak perempuan.‟”
(H.r. AlHakim, Al Baihaqi, Imam Ahmad, dan
IbnuHibban)
PROPORSIONAL DAN TAWAZUN
“Demi Allah, yang jiwaku berada di Tangan-Nya,
tidaklah sempurna keimanan salahseorang di antara kamu, sehingga aku lebih
iacintai dari pada bapaknya, anaknya, dan seluruh manusia.”
(H,r, Bukhari,
Muslim, danAn Nasaa-i)
Rizal Fuadi Muhammad
0 komentar:
Post a Comment